Makam Kyai Asy’ari (kyai guru)
Mini Riset
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Islam dan Kebudayaan Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamani, Msi
Disusun oleh :
Indri Khoirunnisa (133511013)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
Koentjaraningrat
dalam Kebudayaan Jawa (1984: 328) menerangkan bahwa salah satu tradisi dan
budaya Islam Jawa yang masih hidup adalah adanya penghormatan kepada
makam-makam orang suci, baik ulama atau kyai. Jika kaum santri
datang ke makam untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar diampuni
dosanya oleh Allah SWT.
Salah satu bentuk penghormatan terhadap makam
orang-orang saleh itu di Kaliwungu lahir apa yang disebut sebagai Syawalan.
Salah satu tradisi keagamaan yang berupa peringatan wafatnya (khoul) ulama
dalam masyarakat masa lalu, yang diadakan pada setiap tanggal 8 Syawal, yakni
satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri, setiap tahun. Salah satu tempat yang dituju oleh peziarah saat
syawalan yaitu makam kyai Asy’ari (kyai guru).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan di
bahas dalam laporan ini adalah makam Kyai Asy’ari (kyai guru)
C. Tujuan Pembuatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini adalah dapat mengenal
makam kyai Asy’ari (kyai guru).
D. Landasan teori
Kyai Asy’ari merupakan ulam besar yang kharismatik pada dekade tahun
1781-an di daerah Kaliwungu khususnya dan Kendal pada umumnya. Kepopuleran
beliau disebabkan metode dakwah yang unik , menarik dan kontroversial.
Kemampuannya mengajak masyarakat yang mulanya primitif dan awam terhadap
masalah keagamaan, terutama ajaran islam, menjadi masyarakat agamis dan
religius. Kepribadian yang sederhana dan kharismatik sangat disegani oleh
masyarakat, sehingga namanya selalu dikenang hingga sekarang. Perjuangan
dakwahnya sudah semestinya diteladani diteruskan dan ditumbuhkan kembangkan. Kyai
Asyari mendirikan masjid Masjid Al-Mutaqin Kaliwungu pada tahun 1653. Dan
beliau meninggal pada tahun 1697 dan di makam kan di daerah Kaliwungu.
Dilahirkan di Wanantara Yogyakarta, kira-kira pada tahun 1746 dengan nama
yang cukup singkat, yaitu Asy’ari bin Ismail bin H. Abdurrahman bin Ibrahim. Kyai
Asy’ari datang di Kaliwungu pada usia 35 tahun, maka tahun kedatangan Kyai
Asy’ari di Kaliwungu kira-kira tahun 1781-an. Setelah kedatangan Kyai Asy’ari
di Kaliwungu, ia kemudian bermukim dan menetap di kampung yang saat ini
terkenal dengan nama Kampung Pesantren Desa Krajankulon Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kendal.
Di Kampung Pesantren itulah Kyai Asy’ari merintis dan mengajarkan
Islam dengan kitab kuningnya dengan mendirikan sebuah pondok pesantren salaf.
Yang sekarang ini menjadi pondok APIP (Asrama Pelajar Islam Pesantren), karena
pada waktu itu fasilitas dan sarana untuk belajar belum memadai, maka Kyai
Asy’ari juga menggunakan musholla sebagai tempat untuk belajar dan menuntut
ilmu agama Islam bagi para santri, yang sekarang ini menjadi Musholla
Al-Asy’ari, tepatnya di Kampung Pesantren Desa Krajankulon kecamatan Kaliwungu.
Pembahasan
Bapak Slamet merupakan salah satu pengurus yang ada di makam kyai Asy’ari.
Beliau sudah menjadi pengurus disini sejak 8 tahun terakhir. Beliau
menceritakan tentang makam kyai Asy’ari.
Makam kyai Asy’ari mempunyai pengurus dan pengelola yang terdiri dari, juru
kunci yaitu bapak Saelani, bapak Hufron selaku bendahara, bapak Sumanto selaku
sekertariat, bapak Saman, bapak Khoeroni, bapak muh. Sulton dan bapak sukirno
selaku anggota dan keamanan makam disini. Sejak tahun 1996 makam Kyai Asy’ari
terdapat pengurus dan pengelola.
Dalam area makam tidak hanya makam kyai Asy’ari saja melainkan terdapat
makam bupati pertama pekalongan. Makam kyai Asy’ari paling ramai di kunjungi
peziarah pada saat syawalan dan jum’at kliwon. Makam tersebut sangat luas, dan
mempunyai aula yang dapat menampung lebih banyak peziarah. Pembangunan area
sekitar makam murni dari sumbangan kotak amal peziarah yang datang.
Makam kyai Asy’ari terletak di Desa Protomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Dengan ukuran panjang 15 m, lebar 10 m, tinggi
4.5 m, luas bangunan 15m2, luas tanah 200 m2 terbuat
dari bahan batu dan kayu , dengan tahun pendirian 1775 masehi, direnovasi tahun
2002 berfungsi sebagai makam dan tempat ziarah. Beliau seorang ahli sufi
penerus perjuangan Pangeran Puger utusan dari Mataram.
Makam kyai Asy’ari terletak daerah tertingi di kaliwungu. Masyarkat sekitar
berfikir bahwa para wali selalu diatas, maka makam kyai Asy’ari ditempatkan di
atas daerah Kaliwungu. Warga sekitar menyebut tempat itu dengan “jabal nur”.
Di jabal nur ini tidak hanya makam kyai Asy’ari, tetapi makam para wali
yang lain. Diantaranya makam Sunan Katong, mbah Walisafak, Pangeran Juminah,
dan Pangeran Puger.
Dalam makam ini juga terdapat peraturan-peraturan yang harus pengunjung
patuhi.
Kesimpulan
Walaupun masyarakat berdoa dan berziarah di makam Kyai Asy’ari sejatinya
masyarakat berdoa kepada Allah Swt untuk mendapat syafaat dari-Nya.
Daftar Pustaka